TELA’AH
KURIKULUM
MODEL
PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)
DISUSUN
OLEH :
Nama :
Raudatul Jannah
Nim :
1205045157
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KONSENTRASI
PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Model Pembelajaran
Think Pair Share”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Samarinda,5 Mei 2014
Penyusun
Roudhatul Jannah
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi
pembelajaran berasal dari kata inovasi dan pembelajaran. Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang artinya
perubahan dan pembaruan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke
arah perbaikan atau ke arah yang berbeda dari yang sebelumnya, dan dilakukan
dengan sengaja dan berencana. Istilah perubahan dan pembaruan memiliki
perbedaan dan persamaan. Perbedaan diantara keduanya adalah jika pembaruan
terdapat unsur kesengajaan, sedangkan perubahan lebih cenderung pada unsur
ketidaksengajaan. Persamaan dari pembaruan dan perubahan adalah sama-sama akan
menimbulkan suatu unsur yang berbeda dari sebelumnya. Salah satu cara yang
dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah
memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan
memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kami membuat
makalah yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair and
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta didik”.Model pembelajaran
Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana
yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model pembelajaran
Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam
pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh
individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta
mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas
yang kurang optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas
yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share
(TPS).Model pembelajaran TPS sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah
manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat
digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite
sekalipun.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa pembelajaran kooperatif ?
2. Bagaimana sejarah Metode pembelajaran Think Pair Share?
3. Bagaimana sintaks pembelajaran kooperatif think pair share ?
4. Apakah manfaat model pembelajaran dari Think pair Share?
5. Sebutkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran think
pair share?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah di
atas, maka tujuan penulisan makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui apa pembelajaran kooperatif.
2.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembelajaran kooperatif think pair share.
3.
Untuk mengetahui sintaks
pembelajaran model pembelajaran think pair share
4.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari metode pembelajaran dari think pair share
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai
bahan pelajaran.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung
pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran kooperatif learning dapat
didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang
termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yang dikemukakan oleh
Johnson & Johnson yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Sedangkan Lie (2005) menyebutkan model pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Model
pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan
siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana
kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang
lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Peran guru dalam
pembelajaran kooperatif sebagai fasilitator, moderator, organisator dan
mediator terlihat jelas.
Karakteristik
pembelajaran kooperatif diantaranya, (a) siswa bekerja dalam kelompok
kooperatif untuk menguasai materi akademis, (b) anggota-anggota dalam kelompok
diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi, (c)
jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku,
budaya, dan jenis kelamin, (d) sistem penghargaan yang berorientasi kepada
kelompok daripada individu.
Pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam
kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar
siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku
sosial. Sharan menyebutkan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode
pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan
didukung dari rekan sebaya. Jadi, siswa tidak lagi memperoleh pengetaghuan itu
hanya dari guru, dengan belajar kelompok seorang teman haruslah memberikan
kesempatan kepada teman lainnya untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara
mengharagi pendapat orang saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan
satu sama lainnya.
Dalam
pembelajaran kooperatif siswa akan terlatih untuk mendengar pendapat-pendapat
orang lain dan merangkum pendapat-pendapat tersebut dalam bentuk tulisan.
Tugas–tugas orang lain akan memacu siswa untuk bekerja sama, saling membantu
dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
dimiliki.Ada tiga
tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif, yaitu
1. Prestasi akademik
Pembelajaran kooperatif sangat
menguntungkan baik bagi siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Khususnya bagi
siswa berkemampuan tinggi, secara akademik akan mendapat keuntungan karena pengetahuan
semakin mendalam.
2. Penerimaan terhadap keanekaragaman
Heterogen yang ditonjolkan dalam
pemilihan anggota kelompok akan mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima
perbedaan yang ada antara dirinya dan orang lain
3. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif bertujuan
mengarahkan kepada keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim.
Keterampilan ini kelak akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka
Keuntungan
guru menggunakan pembelajaran kooperatif ialah dapat menimbulkan
suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya
dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu camah dan tanya
jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada
siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka
tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna. Selain itu,
pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa
terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu
siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu mengembangkan sosial skill
siswa.
B.
Sejarah Model Pembelajaran Think Pair Share
Think Pair Share pertama kali
dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun 1981. Resiko dalam pembelajaran Think
Pair Share relative rendah dan struktur pembelajaran kaloboratif pendek,
sehingga sangat ideal bagi guru Dan siswa yang baru belajar kolaboratif. Think
pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair share menghendaki siswa bekerja
saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota).
Metode
pengajaran tipe Think Pair Share ini
dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan di Universitas Maryland yang
mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan
dalam setting kelompok secara keseluruhan, dan prosedur yang banyak waktu untuk
berpikir dan merespons serta saling membantu yang lain. Guru hanya
memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas atau situasi yang menjadi tanda
Tanya.sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang
telah dijelaskan dan dialami.
C.
Model Pembelajaran Think Pair Share
Model
pembelajaran think pair share merupakan
salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berbasis
pembelajaran diskusi kelas. Think Pair Share memiliki prosedur yang secara
ekplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,menjawab, saling
membantu satu sama lain. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu
bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok
kecil secara koooperatif.
Pembelajaran
dengan think pare ini akan memberikan variasi tersendiri dalam lingkungan
belajar siswa. Silberman (2009: 151) mengemukakan bahwa salah satu cara
terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar
yang diselesaikan dalam kelompok kecil siswa. Dengan Think Pair Share siswa belajar
dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam
kelompoknya. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa
mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban
atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja
yang menjawab.
Think Pair Share membantu
menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah tertentu sehingga
membatasi kesempatan berfikirnya yang melantur dan tingkah lakunya menyimpang
karena mereka harus berfikir dan melaporkan hasil pemikirannya ke
mitranya. Think Pair Share meningkatkan
partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yamg diingat siswa.
Dengan Think Pair Share siswa
belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak
mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih
besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan
berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru,
tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab.
Model pembelajaran think pair share ini merupakan model pembelajaran
yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan
dan keuntungan sinergi itu. Oleh karena hal itu Silberman (2009: 161)
menyebutkan istilah ”dua kepala tentu lebih baik daripada satu”. Langkah-
langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share sebagai berikut :
Langkah ke 1 : Guru menyampaikan pertanyaan
Aktifitas : Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan
menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
Langkah ke 2 : Siswa berpikir secara individual.
Aktifitas :
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari
permasalahan yang disampaikan guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan
meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikirannya masing-masing.
Langkah ke 3: Setiap siswa mendiskusikan hasil
pemikiran masing-masing dengan pasangan.
Aktifitas :
Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan.
Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.
Langkah ke 4 : Siswa berbagi jawaban dengan
seluruh kelas .
Aktifitas :
Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau
kelompok didepan kelas.
Langkah ke 5 : Menganalisis dan mengevaluasi
hasil pemecahan masalah
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
Kegiatan
“berpikir-berpasaangan-berbagi” dalam model Think Pair Share memberikan keuntungan. Siswa secara
individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu
berpikir (think time), Sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Menurut
Jones (2002), akuntabilitas berkembang karena siswa harus saling melaporkan
hasil pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya,
kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas. Jumlah
anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat secara
aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara didepan kelas paling
tidak memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.
D.
Manfaat
Model Pembelajaran Think Pair Share
Manfaat model pembelajaran Think Pair Share adalah
1. Para
peserta didik menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya
dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan
Think-Pair-Share lebih banyak peserta didik yang mengangkat tangan mereka untuk
menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para peserta didik mungkin
mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban
mungkin menjadi lebih baik.
2. Para
guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika
menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban
peserta didik, mengamati reaksi peserta didik, dan mengajukan pertanyaaan
tingkat tinggi.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Model
Pembelajaran Think Pair Share
1.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah:
a) Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak
langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar
pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam
memecahkan masalah.
c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan
tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
d) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil
diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.
e)
Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam
proses pembelajaran
2.
Kekurangan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah :
a)
Banyak kelompok
yang melapor dan perlu dimonitor.
b)
Lebih sedikit
ide yang muncul, dan
c)
Tidak ada
penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan
model pembelajaran think pair
share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan
model pembelajaran think pair
share pada setiap pertemuan mengalami perubahan materi pokok dan
variasi kegiatan, maksudnya adalah adanya variasi media pembelajaran yang
digunakan dan adanya permainan – permainan untuk menunjang pembelajaran think pair share.
Peningkatan
hasil belajar dapat dilihat dari aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran think pair share dan nilai akhir
yang berasal dari gabungan nilai individu dan kelompok.
B. Saran
Adapun
saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut. Bagi siswa sebaiknya siswa
meningkatkan aktivitas membaca, sehingga mempermudah dalam menghafal dan
memahami materi . Tingkatkan pula rasa percaya diri, agar selalu aktif
mengikuti pembelajaran. Sedangkan saran bagi guru adalah hendaknya
guru bisa menerapkan model pembelajaran think pair share. Agar siswa lebih aktif dan mampu
mengidentifikasi masalah sosial dan pemecahannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Isjoni.
2010. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Sanjaya,
Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana.
Saukah,
Ali dkk. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
KONSENTRASI
PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2014
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Model Pembelajaran Think Pair Share”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Samarinda,5 Mei 2014
Penyusun
Roudhatul Jannah
1. Apa pembelajaran kooperatif ?
Berdasarkan pada rumusan masalah di
atas, maka tujuan penulisan makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui apa pembelajaran kooperatif.
2.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembelajaran kooperatif think pair share.
3.
Untuk mengetahui sintaks
pembelajaran model pembelajaran think pair share
4.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari metode pembelajaran dari think pair share
1. Prestasi akademik
Pembelajaran kooperatif sangat
menguntungkan baik bagi siswa berkemampuan tinggi maupun rendah. Khususnya bagi
siswa berkemampuan tinggi, secara akademik akan mendapat keuntungan karena pengetahuan
semakin mendalam.
2. Penerimaan terhadap keanekaragaman
Heterogen yang ditonjolkan dalam
pemilihan anggota kelompok akan mengarahkan siswa untuk mengakui dan menerima
perbedaan yang ada antara dirinya dan orang lain
3. Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif bertujuan
mengarahkan kepada keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim.
Keterampilan ini kelak akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
Isjoni.
2010. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Sanjaya,
Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana.
Saukah,
Ali dkk. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.
